Kamis, 25 Oktober 2007

Pentingnya Penimbangan dalam Industri Peternakan

Pendahuluan

Mencermati tulisan pada Blog http://dombagarut.blogspot.com/ hari Minggu tanggal 30 September 2007 dengan judul Distribusi Ternak, dimana salah satu uraian-nya membahas mengenai adanya penurunan berat ternak pada saat distribusi yang dilakukan baik pada pagi/siang/sore maupun malam hari, baik karena adanya stres selama dalam pejalanan terlebih karena kapasitas angkut yang berlebih, kiranya relevan apabila dalam kesempatan ini kita juga membahas tentang penimbangan dan perangkat penimbangan, karena timbangan merupakan alat ukur yang memberikan output berat.

Selain dalam distribusi ternak, parameter berat ternak juga sangat diperlukan dalam mengukur prestasi produksi ternak. Sebagai contoh, untuk menghitung ADG (Average Daily Gain) atau PBB (Pertumbuhan Berat Badan) maka parameter berat ternak mutlak diperlukan. Selain itu pada saat penerimaan/pembelian dan pengeluaran/penjualan, parameter berat ternak juga diperlukan untuk menghitung harga beli dan harga jual.

Timbangan Mekanik vs Timbangan Digital

Dari tulisan yang dimuat oleh Republika hari Sabtu 05 Maret 2005 disebutkan bahwa dibandingkan dengan timbangan mekanik, timbangan digital memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi. Hal ini dapat dimengerti mengingat sekalipun cara kerja baik timbangan mekanik maupun timbangan digital memiliki kesamaan – yaitu menghitung regangan yang terjadi pada saat penimbangan – namun sampai saat ini timbangan mekanik apabila diperhatikan lebih banyak diwakili oleh garis daripada angka. Sementara pada timbangan digital, angka berat penimbangan secara langsung divisualisasikan sehingga lebih mudah dalam pembacaan berat penimbangan. Karenanya penggunaan timbangan digital saat ini tidak hanya pada industri skala besar, tapi industri kecilpun sudah banyak yang mengunakannya. Sebagai contoh, pedagang kain di Kawasan Niaga Tekstil Cigondewah – Bandung, dan pedagang daging di Pasar Induk Caringin – Bandung.

Berikut adalah formula yang digunakan dalam perhitungan regangan (sumber : wikipedia)

Perangkat Penimbangan (Timbangan Digital)

Pada dasarnya timbangan digital terdiri dari LoadCell atau Transducer – yang akan memberikan nilai regangan pada saat penimbangan – dan WeighIndicator atau Display – yang berfungsi untuk “menterjemahkan” regangan yang terjadi pada LoadCell dan mengubahnya menjadi nilai berat. Dan pada aplikasinya dilapangan khususnya dalam penimbangan ternak, LoadCell biasa dikemas dalam bentuk LoadBar (sering juga disebut beam).

Dibandingkan LoadCell, WeighIndicator memiliki sistem kerja yang lebih komplek. Karena apabila LoadCell “hanya” memberikan nilai regangan dalam besaran volt, WeighIndicator selain harus “menterjemahkan” nilai regangan tersebut menjadi angka (diwakili oleh chip Analog to Digital Converter), juga harus memiliki chip Display Controller yang berfungsi untuk memvisualisasikan angka berat penimbangan, yang tentunya kedua chip tersebut “dipandu dan dikoordinasikan” oleh BIOS (Basic Input Output System). Bahkan beberapa WeighIndicator juga “melengkapi diri” dengan chip Communication Controller sehingga WeighIndicator memungkinkan untuk dapat berkomunikasi dengan Printer maupun Komputer untuk secara langsung mencetak berat hasil penimbangan maupun untuk komputerisasi dan otomatisasi penimbangan.

Static Weighing vs Dynamic Weighing

Menimbang benda hidup (baca : ternak) tentunya berbeda dengan menimbangan benda mati. Karena dalam menimbang benda mati tidak akan terjadi pergerakan benda yang ditimbang (static), sementara dalam menimbang ternak rasanya jarang sekali saya mendapati ternak yang diam 100% (dynamic). Dan karenanya timbangan untuk ternak berbeda dengan timbangan untuk benda mati.

Dalam timbangan ternak dikenal istilah LiveWeighing atau AnimalWeighing dimana fungsi ini kemudian diterjemahkan sebagai fungsi Hold (sering juga disebut Lock, atau di farm juga dikenal dengan istilah Get), baik Manual Hold maupun Automatic Hold.

Secara harfiah, fungsi Hold ini akan “menahan” atau “mengunci” berat ternak yang ditimbang sehingga nilai berat tersebut tidak berubah ketika ternak tersebut bergerak atau mengamuk (karena stress). Fungsi inilah yang tidak dimiliki oleh timbangan untuk benda mati. Sehingga pernah ada farm yang “memaksakan diri” menggunakan static weighing untuk timbangan ternaknya, efeknya selain kinerja menjadi lebih lama (karena harus menunggu posisi ternak nyaris diam), juga ketika penjualan ternak seringkali terjadi perdebatan antara petugas penimbang dengan customer dikarenakan pencatatan berat yang selalu berubah karena ternak yang tidak mau diam.

Khusus untuk AnimalWeighing, saat ini banyak pilihan merk/brand : RuddWeigh/Gallagher (Australia/New Zealand), True Test (New Zealand), CAS (Korea), Rinstrum (Australia), dll.

Berikut ini tips ketika kita akan membeli timbangan, selain tentunya kualitas menjadi faktor utama.

ü Perhatikan legalitas

Jangan hanya karena fitur AnimalWeighing kemudian kita melanggar hukum. Banyak produk hukum yang membahas legalitas Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UUTP), termasuk sanksi apabila kita melanggarnya. Untuk mengecek legalitas timbangan kita dapat menghubungi Direktorat Metrologi yang beralamat di Jl. Pasteur 27 Bandung.

ü Pastikan layanan purna jual

Tidak sedikit produsen yang belum memiliki service/sole agent di Indonesia, sehingga ketika terjadi masalah biasanya cukup sulit bahkan seringkali kemudian hanya menjadi “bangkai tak terpakai”. Pastikan layanan purna jual untuk perawatan maupun perbaikan, karena timbangan adalah aset alat ukur yang diperlukan untuk menghasilkan parameter dalam industri peternakan.

ü Sesuaikan anggaran

Bervariasinya produk menuntut kita untuk jeli dalam memilih. Sesuaikan anggaran dengan kebutuhan (bukan keinginan) tanpa melupakan rencana pengembangan kedepan, sehingga investasi yang dikeluarkan bermanfaat untuk jangka panjang.

ü Tentukan parameter

Pernah terjadi di salah satu peternak sapi bahwa timbangan yang dibelinya hanya berkapasitas 1ton (1.000Kgs), padahal rumah timbangan sendiri beratnya rata-rata 500kgs, dan berat sapi banyak yang lebih dari 500Kgs. Sepintas masalah tersebut tidak akan terlihat karena pada setiap WeighIndicator dilengkapi dengan Zero Function, tapi ketika dirunut berkenaan dengan kualitas bahan baku LoadCell yang tentunya berdeda untuk setiap besaran kapasitas, masalah mulai muncul.

Tentukan kapasitas dan resolusi timbangan serta parameter lainnya sesuai kebutuhan.

Sebaiknya Hindari Pencatatan Manual

Pencatatan data timbang yang dilakukan secara manual selain rawan terjadinya human error (salah tulis atau tulisan tidak terbaca sehingga berpengaruh terhadap pencatatan berikutnya), juga memungkinkan untuk terjadinya kecurangan (misal : untuk kepentingan pribadi, berat ternak ditulis berbeda dengan berat sebenarnya). Karenanya disarankan untuk menggunakan timbangan yang – minimal – memiliki fungsi komunikasi dengan Printer sehingga data timbang akan otomatis dicetak.

Sekilas Mengenai Legalitas Timbangan

Secara umum, ketika seorang distributor menemukan produk baru maka setelah dijalin komunikasi selanjutnya distributor akan mengimport produk (biasanya cukup 2pcs, 1 untuk pengujian di Metrologi, dan 1 lagi untuk ujicoba internal distributor). Dan setelah lulus uji metrologi, akan dikeluarkan surat keterangan yang menyatakan bahwa timbangan tersebut layak untuk digunakan di Indonesia (Ijin Type)

Untuk import berikutnya (biasanya dalam quantity yang lebih banyak / melihat peluang market), distributor dapat menyampaikan permohonan kepada Metrologi untuk membuat turunan Ijin Type tersebut, dimana bukti Ijin Type harus dibawa untuk kebutuhan Tera (Pertama/sebelum timbangan digunakan untuk kebutuhan operasional), yang kemudian hasil tera selain ditunjukan dengan adanya bukti tera pada timbangan juga ditunjukan dengan Surat Keterangan Hasil Pengujian (SKHP), dan selanjutnya timbangan wajib di Tera Ulang (setiap 1 tahun).

Terlepas dari benar atau tidaknya informasi bahwa RuddWeigh/Gallagher dan True Test yang beredar di Indonesia banyak yang tidak dilengkapi dengan Ijin Type, berdasarkan pengamatan lapangan dan informasi yang diperoleh dari rekan-rekan di farm, jenis timbangan tersebut bisa dikatakan paling banyak digunakan terutama untuk peternakan sapi. Hal ini mungkim sangat berkaitan dengan kenyataan bahwa sapi-sapi di kita lebih banyak sapi import dari Australia.

Aplikasi Dilapangan

Selain untuk penimbangan ternak, industri peternakan juga memerlukan timbangan untuk pakan baik dalam satuan kecil (karung) maupun dalam jumlah yang banyak (mobil) sehingga penimbangan dilakukan bersamaan dengan kendaraan pengangkutnya.

Berikut ini adalah beberapa contoh pengaplikasian timbangan pada industri peternakan

Tidak ada komentar: